Berbuka Puasa di Tanah Rantau



Menjalankan ibadah puasa sebagai minoritas di daerah dengan penduduknya banyak yang memeluk agama lain, memang menjadi tantangan tersendiri.

Salah satu nya adalah susahnya mencari suara adzan sebagai penanda waktu berbuka sudah tiba. Juga euforia takjil yang pasti susah didapati.

Berikut ini beberapa hal menarik yang saya rasakan selama menjalankan ibadah puasa di kota tempat tinggal saya sekarang :

1. Saat menjelang berbuka puasa, radio menjadi teman setia. Kenapa? Karena suara penyiar yang mengatakan adzan magrib akan segera berkumandang diikuti dengan lantunan adzan adalah yang kami sekeluarga paling tunggu-tunggu.
Sekaligus ini menjadi tips efektif kami jika berada di kota asing yang kurang familiar dengan bulan puasa. Langkah awal yang dilakukan adalah mencari saluran TV atau radio pemerintah yang pasti akan memutar pemberitahuan waktu untuk berbuka puasa.
Dengan catatan, masih didalam negeri Indonesia loh ya.

2. Keinginan berburu takjil, disiasati dengan berkeliling mencari masjid terdekat. Kemungkinan penjual takjil berkumpul di seputaran masjid membuat kami sekeluarga bersemangat berburu masjid. Takjil didapat, safari tempat shalat dan tarawih pun dapat.

3. Jika sedang malas memasak, saya tidak pernah kesusahan mencari warung makan untuk sekedar beli lauk sahur maupun untuk berbuka puasa. Hanya saja, kebiasaan pada hari pertama puasa, semua warung makan muslim akan tutup sehingga untuk yang berstatus anak kos harus mengantisipasi dengan menyediakan lauk sehari sebelumnya atau stok makanan instan.

4. Suasana puasa yang seperti hari biasa, saya siasati dengan menyetel murotal menjelang berbuka puasa, hati sejuk dan menanti waktu berbuka pun tidak terasa.

5. Ajakan bukber datang tidak hanya dari teman seiman, tetapi dari beragam komunitas dengan mengharap menu promo Ramadhan. Dan karena memang menu promo Ramadhan dikota tempat tinggal saya ini tidak sebanyak di kota asal, maka begitu menemukan satu promo, saya dan teman-teman pun berteriak kegirangan dan segera membaginya ke grup untuk dijadikan pilihan tempat berbuka.
Nah, ini bisa jadi tips juga untuk yang mau berbuka bersama, lebih baik memanfaatkan promo yang banyak ditawarkan sepanjang bulan ini.

Untuk di rumah, karena minim takjil, maka menu berbuka kami sekeluarga tidak ada bedanya dengan hari biasa, yang berbeda adalah, selalu ada teh manis untuk minuman pembuka. Selain itu bisa juga disediakan kurma yang bisa ditemukan di hampir semua mini market yang berwarna merah biru kuning. Lebih seringnya sih, kami menikmati takjil buatan sendiri, praktis dan murah.

Hal lain yang menyenangkan adalah, disini setiap kali saya pergi ke suatu tempat, pasar, toko, ketemu klien, maka pasti ada sapaan "selamat menunaikan ibadah puasa ya, bu"
Sapaan yang nyaris tidak pernah saya dapatkan ketika saya berada di kota yang hampir semua penduduknya menjalankan ibadah puasa.


#30hariKebaikanBPN  #BloggerPerempuan








1 comment: