Saya tergelitik untuk membuat tulisan ini setelah membaca artikel yang menyatakan bahwa beberapa orang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dari bisnis tanaman hias. Tak tanggung-tanggung, omzet dan laba perbulannya nominalnya fantastis, bahkan bisa tembus ratusan juta rupiah.

Terus, apa itu salah?
Gak juga sih. 

Sebagai salah satu "pemain" di bisnis ini, eh pelaku usaha maksudnya, saya juga menikmati cuan dari bisnis tanaman hias ini.
Tapi, tidak segampang dan sebombastis yang tertulis di artikel itu sih. 

Ketika di salah satu bagian artikel ditulis, 
"bisnis jasa pembuatan taman dalam sebulan bisa mendapat omzet sampai 80 - 90 juta dengan net profit sebesar 70 juta an." 

Maka saya pun tergerak untuk mengajak hitung-hitungan secara logika saja.

Untuk bisnis jasa taman, kisaran laba bisa di angka 30% - 40% untuk setiap proyek. 
Jika sebuah proyek bernilai 10 juta, maka laba bersihnya maksimal di kisaran 4 juta. 

Tapi perlu diingat ada yang namanya biaya operasional yang sifatnya fixed per bulan. Jadi si laba 40% itu harus dipotong biaya operasional bulanan dulu, baru deh didapat net profit selama sebulan.

Hal lain yang harus diperhitungkan juga adalah modal yang harus disiapkan. Untuk mendapat omzet yang besar, maka modal yang disiapkan juga harus besar.

Nah, pertanyaan nya, siapkah kita dengan modal yang besar? 

Oh iya, untuk pelaku usaha muslim jangan lupa juga menyisihkan untuk zakat mal sebesar 2.5% ya. 

Sekarang, balik lagi ke cuan dari bisnis ini. Bagaimana dengan sebuah artikel yang menyatakan bahwa dari modal cuma 1 juta-an saja, seorang ibu rumah tangga bisa mendulang puluhan juta rupiah dari berjualan tanaman hias di rumahnya. 

Bukan tidak mungkin, hal ini bisa saja memang terjadi kok. 
Tapi alangkah bijaknya jika kita juga ikut berhitung jika ingin memulai bisnis yang sama.

Tanaman hias apa yang dijual? 
Dijualnya seperti apa? Tanaman saja, atau dengan aksesoris pemanis (pot, keranjang, paket pembelian, dll). 
Dijualnya kemana? Jual ke hobiis, penyuka tanaman (plantlovers) dan orang awam tentu saja akan mendapat respon harga yang berbeda.

Belum lagi, selama berjualan, kebutuhan operasional yang timbul apa saja? 
Seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami yang bisa mensupport finansial rumah tangga, tentu akan memiliki biaya operasional yang berbeda dengan seorang ibu rumah tangga yang secara ekonomi masih terhimpit kesulitan finansial.

Jadi kebayang kan, berapa nominal profit yang sebenarnya bisa didapat dari bisnis tanaman hias dan pertamanan ini. 

Hal-hal semacam ini yang terkadang tersembunyi dari sebuah artikel tentang suksesnya suatu bisnis tertentu. 

Yang mau saya tekankan disini sebenarnya adalah, terkadang kita terbuai dengan banyaknya artikel yang "meng iming-iming i" impian mendulang cuan spektakuler dari sebuah bisnis atau usaha. 

Untuk kita yang ingin terbebas dari jerat finansial, pasti akan cepat terlena dan bisa menjadikan artikel-artikel semacam itu sebagai acuan untuk memulai bisnis. 
Tanpa kita mau melakukan hal yang sangat penting sebelum memulai sebuah usaha. Yaitu RISET PASAR dan BELAJAR mengenal lebih jauh tentang usaha yang mau kita jalankan. 

Bijaklah dalam mencari inspirasi peluang usaha, saring setiap informasi dan selalu BELAJAR memperdalam pengetahuan usaha melalui banyak sumber adalah hal mutlak yang harus kita perhatikan dan lakukan jika niat nya mau serius memulai usaha.

Jadi, jangan lupa untuk selalu berhitung untuk setiap peluang usaha yang ada ya. 
Lebih baik lagi jika bisa belajar dari yang sudah sukses terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mengenali faktor resiko dari usaha kita.

Terakhir, selalu berdoa kepada Yang Maha Pemilik Rejeki. Karena dengan marketing langitlah yang akan membukakan lebar-lebar pintu rejeki kita. 

Lalu kalau saya beneran niat mau bisnis tanaman hias apa yang harus saya lakukan? Udah terlanjur pesimis nih.. 

Eitss jangan dulu, sekarang saya berikan sedikit panduan ya kalau mau memulai bisnis tanaman hias maupun jasa taman sesuai pengalaman saya, dengan guslie garden landscape & nursery.

Tentukan jenis bisnis yang ingin kita jalankan


1. Bisnis Tanaman Hias

- Mulai dari tentukan tujuan. Mau jualan tanaman hias yang seperti apa? Supplier tanaman hias? Atau penjual retail, atau supply ke proyekan taman?
Hal ini akan mempengaruhi harga jual tanaman hias kita.

- Tanaman hiasnya mau semua yang bisa dijual, atau mau spesifik (kaktus, sukulen, tanaman indoor, tanaman bunga, bonsai, atau jenis lainnya) 

- Lakukan riset pasar. Tentukan market dan konsumen yang sesuai dengan jenis tanaman hias yang mau dijual/ ditawarkan.

- Buat hitungan modal. Ada 2 macam cara, (1) memulai sesuai modal yang kita miliki atau (2) menghitung berapa jumlah dan total biaya tanaman yang ingin kita miliki sebagai aset awal.

- Cari petani tanaman atau supplier tanaman terdekat untuk menghemat ongkos kirim dan membeli tanaman dengan harga miring untuk dijual kembali. 

Berapa modal awal yang diperlukan? Kembali lagi ke hitungan modal. Kita sendiri lah yang menentukan berapa besaran modal yang kita mau sebagai aset awal. Tidak ada hitungan pasti.

Bahkan dari 1 juta saja sudah bisa membeli beberapa tanaman hias untuk dijual kembali kok.

Sebagai pertimbangan, harga normal bibit kaktus di kisaran 10.000 dan tanaman indoor kecil di kisaran 25.000. Untuk pot pemanis, bisa didapat dari harga tiga ribu ke atas. 

Yang penting tentukan berapa persen profit yang kita inginkan dan harus update dengan harga jual pasaran dari tanaman hias yang kita miliki, melalui riset pasar.




2. Jasa Pembuatan Taman
 
Kalau jasa, yang diperlukan adalah skill membuat taman/ desain taman. Serta bisa mengumpulkan tenaga/ karyawan untuk mengerjakan orderan taman.

Jika tidak punya skill desain baik secara manual/ sketsa maupun digital, bisa memanfaatkan foto taman yang ada sebagai sample ke konsumen.
Dengan memperbanyak kumpulan foto taman juga akan mempermudah pilihan desain ke konsumen. 

Jadi biaya modal yang perlu diperhitungkan adalah :
  • Modal tanaman yang dipakai dalam desain taman. 
  • Modal elemen taman yang ada (air mancur, jalan setapak, batu-batu hias, patung, lampu taman, dll) 
  • Modal upah pekerja (dibayar harian per proyek atau bulanan) 
  • Biaya bulanan seperti biaya promosi, biaya komunikasi, biaya listrik, biaya akomodasi, biaya transportasi, biaya administrasi (pembuatan desain dan print kalau ada). 

Ada baiknya kita membuat bagan persiapan sebelum memulai usaha jual tanaman hias



3. Faktor Trend
 
Disini saya akan bahas fenomena harga tanaman yang menjulang tinggi karena pengaruh sosial budaya. 

Seperti beberapa waktu lalu saat harga aglonema dan anthurium sama seperti harga mobil kelas premium. 

Saat ini, di masa pandemi sekarang pun, harga tanaman kembali meroket karena tingginya permintaan tanaman dalam pot selama masa Work From Home. Bedanya, kali ini tidak hanya anthurium dan aglonema tetapi hampir menyeluruh ke semua jenis tanaman yang masuk kategori houseplant. 

Nah, di saat harga tanaman meroket, sepertinya bisnis ini makin cuan yaa. 
Namun kalau kembali ke poin modal, kita yang baru mau terjun ke bisnis tanaman hias harus merogoh dompet lebih dalam lagi demi membeli tanaman hias untuk dijual kembali. 

Belum lagi kalau musim harga tanaman ini sudah kembali normal, karena saya yakin setelah beberapa waktu fenomena harga tanaman ini akan berangsur-angsur kembali normal. 
Sudahkah memikirkan antisipasi untuk mengatasi stok tanaman yang terlanjur terbeli saat harga masih tinggi? 

Sesama pelaku industri tanaman hias saja masih berpikir jika ingin menambah stok tanamannya dengan jenis tanaman kekinian demi mendulang cuan. 
Kenapa? Mereka berpikir bagaimana mengatasi resiko stok melimpah yang terbeli dengan harga tinggi jika fenomena ini cepat kembali ke semula. 

Hal lainnya, sebaiknya Anda juga memposisikan diri, mau istiqomah tekun dalam satu bisnis, atau hanya sekedar mencari peluang karena sedang trend? 
Ingat ya, sesuatu yang tiba-tiba atau bersifat musiman tidak akan berlangsung selamanya. 
Jadi kalau Anda termasuk yang suka ikutan trend dalam berusaha, harus bersiap dengan resiko ketika trend atau musim itu berakhir. 
Masih mau lanjut, atau banting setir ke jenis trend bisnis lain. 

Selalu perhitungkan MODAL yang harus dipersiapkan VS Aktivitas Pasar VS Kelanggengan bisnis. 

Nah setelah membuat daftar di atas, jadi jelas berapa modal yang harus kita siapkan untuk memulai bisnis ini. Jangan lupa tentukan besaran profit yang diinginkan untuk memenuhi biaya bulanan dan cash flow yang sehat. 

Sekali lagi, selalu sediakan waktu untuk RISET dan BELAJAR ya sebelum memulai sebuah usaha. 


Tetap semangat ber wirausaha ya! 









Semua orang pastinya tahu bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang baru mengecap kehidupan dunia.
Sehingga tidak seharusnya orangtua merasa terbebani oleh biaya hidup bayinya karena Tuhan sudah mengkaruniai setiap ibu dengan ASI untuk bayinya.
Tetapi sayangnya hanya sedikit orangtua yang mengetahui bahwa tidak semua orangtua bisa gampang mengASIhi.
Pada saat anak pertama, sebelum melahirkan, ASI saya sudah menetes sehingga saya berfikir nantinya akan mudah dalam memberikan ASI. Walaupun pada kenyataannya, saya harus ikhlas anak full sufor karena air susu tidak bisa keluar sejak saya tanpa diduga mengalami eklampsia dan harus dirawat terpisah RS dari anak saya yang juga harus menginap di RS lain karena keracunan ketuban plus BB lahir rendah.
 

Dan saat anak kedua, saya pun mengira bahwa ASI akan mudah keluar. Toh, saat anak pertama ASI saya sudah sempat keluar dan berhentinya karena pengaruh obat, lama tidak menyusui, serta psikis saya saat itu yang benar-benar down. 

 

Kenyataannya, seminggu setelah melahirkan anak kedua, ASI saya masih tidak keluar. Saya panik. Karena saya ingin anak kedua saya merasakan khasiat ASI. Apalagi kolostrum, tetes ASI yang pertama keluar kaya akan antibodi berguna bagi tubuh bayi.
Selama 3 hari pertama, saya berusaha memerah ASI serta melakukan pijat payudara mandiri untuk memancingnya keluar. Tetapi setetes pun tidak nampak. Akhirnya di hari ketiga, bayi saya minum sufor. 
Sedih, Suami pun ikut pasrah. 
Tetapi saya masih keukeuh dan terus memompa ASI setiap ada kesempatan. Dapat seberapapun saya berikan ke bayi saya. Segala macam booster ASI saya pernah coba. Dari yang obat dokter sampai ke herbal. Hasilnya? Sekali pompa ASI yang terkumpul paling banyak hanya 20ml saja kanan dan kiri.

Konsumsi bermacam booster dan hasil perah ASI


Melihat hasil pompa yang maksimal cuma 20ml memang membuat saya bersedih. Tetapi saya berprinsip, seberapapun dapatnya, yang penting anak saya bisa merasakan ASI. Meskipun sedikit toh tidak ada ruginya kalau saya berikan ASI ke si kecil.

 

Apalagi saat kunjungan ke DSA dan diwanti-wanti untuk banyak memberi ASI karena si bayi terlihat kuning di 1 minggu pertama hidupnya. Syukurnya sih, tidak sampai harus menginap untuk disinar. 

 

Gara-gara konsumsi sufor dan asip ini, bayi saya tidak mau menghisap ASI langsung dari saya. Menangis histeris setiap kali saya sodori payudara. Padahal, teorinya semakin sering bayi minum ASI secara langsung, semakin ASI akan berproduksi. 
Makin nambah deh stress saya.
Udah hasil pompa ASI nya dikit, bayi menolak minum langsung dari saya.
 
Akhirnya setelah imunisasi di usia 1 bulan, saya dan suami bertekad untuk menyapih dot dan harus berhasil relaktasi (membuat bayi mau dbf = direct breast feeding). 
Cara sapih dot ini pun hasil dari saya mencari informasi di forum-forum ASI dan praktisi laktasi.
 
Sukses? 
 
Setelah harus melewati drama selama 3 hari gara-gara gak tega lihat bayi nangis kejer dan histeris karena harus lepas dot, cuma boleh minum pake sendok dan pipet, serta saat dihadapkan dengan payudara ibunya, saya sudah hampir putus asa. 
Suami yang menyemangati, "Ayo, kan kamu yang paling semangat di awal mau dbf. Sabar sebentar lagi ya, nanti pasti mau kok si Adek nenen langsung" 
Akhirnya sambil menangis di hari ketiga saya terus bisikin si bayi "Dek, ayo bantu ibu ya, mimik ASI supaya badan adek sehat, kuat seperti ayah.. Supaya bisa nemenin ibu dan ayah sampai tua.."
 

Alhamdulillah keesokan harinya pas hari ke-4 Si Adek mau menyusu langsung. Qadarullah, hanya mau di satu payudara saja. Itu pun sudah membuat saya menangis terharu banget. Karena sebelumnya saya kepikiran kalau sampai saat suami harus berangkat kerja keluar kota bayi saya masih belum berhasil relaktasi, entah apa saya masih bisa sabar terus menyapih dot dan mendengat jerit histeris nya Si Adek saat disodorin ASI. 

 

Alhamdulillah setelah ditelatenin, sampai saat usia Si Adek sekarang 4 bulan, dia sudah mau minum ASI dari kedua payudara. Meskipun masih belum bisa lepas 100% dari sufor, tetapi saya bersyukur bisa memberikan ASI kepada bayi saya.

 

Cita-cita sih, bisa full ASI supaya si kecil benar-benar merasakan sejuta manfaat ASI, mulai dari kandungan proteinnya, mineral, lemak, vitamin, serta adanya faktor anti-infeksi dan zat untuk faktor pertumbuhan. 
Oh iya, selain kandungan ASI yang melebihi susu non ASI, ASI terbukti bisa dipakai untuk menyembuhkan lecet puting saat mengASIhi dan sudah saya buktikan sendiri. 
Maklum saat awal-awal bisa dbf, perlekatannya belum sempurna yang menyebabkan puting saya lecet dan sakit banget.
 

Bahkan saya pernah baca ASI juga bisa dipakai untuk mengatasi gigitan serangga, infeksi telinga dan ruam popok pada bayi. Sepertinya boleh dicoba nih saat pemakaian popok sekali pakai buat Si Adek. 

 

Saya berharap bisa seterusnya mengASIhi sampai si kecil berusia 2 tahun. Apalagi kalau sampai bisa nyetok ASI. Berguna sekali saat saya harus berangkat untuk bekerja kembali di lapangan. 

Dari pengalaman saya mengASIhi yang masih panjang ini, sekedar saran saja buat bunda-bunda yang akan dan sedang menimang buah hati. 
Bahwa untuk sukses mengASIhi, perlu dukungan /support dari keluarga terdekat dan suami. 
Kelola stress, selalu makan yang mendukung kualitas dan kuantitas ASI kita.
 

Jika ada yang belum berhasil mengASIhi dan ingin melakukan relaktasi (membuat bayi minum ASI secara langsung dari payudara kita), bisa dilakukan dengan cara mencari klinik laktasi (biasanya ada di kota-kota besar saja), atau bidan yang menjadi konselor laktasi juga, maupun mengikuti kelas laktasi-relaktasi online (info bisa didapat di sosial media). 

 

Ingat, saat memutuskan mau melakukan relaktasi, selalu minta dukungan penuh dari suami dan jauhi sementara hal-hal yang bisa menimbulkan energi negatif selama proses relaktasi ya.

 

Jadi, setuju pakai banget kan kalau saya bilang sukses mengASIhi itu tidak hanya dari sang ibu saja. Tetapi dukungan suami dan lingkungan yang positif juga mempengaruhi. 




Tapi apapun hasilnya, mau ASI, mau sufor mau ASI plus sufor, yang semua ibu harus pahami adalah hal terpenting bagi buah hati kita adalah kasih sayang kita yang tak terbatas. 
Mau pakai ASI tapi tanpa disertai kasih sayang? Dijamin deh, anak tidak akan tumbuh dengan optimal.
 

Selamat menyayangi sang buah hati tercinta. 






Membaca adalah kegemaran saya sejak kecil. Bahkan kata orangtua, saya bisa membaca sejak sebelum masuk TK.
Sampai-sampai saya masih ingat, saat ketakutan di hari pertama masuk sekolah TK karena saya terlambat. Dan penyebab keterlambatan saya adalah karena saya terlalu asik membaca majalah Bobo milik kakak sampai lupa waktu. 

Bagi saya, dengan membaca bisa membuat saya berpetualang kemana saja. Bahkan ke tempat-tempat yang belum pernah saya datangi. Dengan membaca, saya bisa bebas menjadi apa saja. Dan yang pasti, saya jadi mengetahui hal-hal yang menakjubkan yang belum pernah saya dengar sebelumnya. 

Saat di bangku kuliah, setiap bulan selalu ada budget untuk membeli buku baru. Juga saat ada pameran buku di Jakarta. Pasti saya akan berburu buku. Entah itu novel fiksi dan non fiksi, majalah profesi, maupun buku kumpulan puisi.

Tak terhitung koleksi buku saya saat itu, yang sayangnya tidak lagi saya miliki sekarang karena hampir semua tak terselamatkan saat musibah melanda. Hanya menyisakan sedikit buku yang sempat saya bawa pulang ke rumah orangtua. 

Begitu memiliki anak, saya pun mulai mengenalkan buku pada anak sejak dini. Banyak buku cerita anak yang saya beli supaya Si Kakak senang membaca. Sayangnya, Si Kakak, anak pertama kami ternyata tumbuh sebagai anak pecinta visual. Kemampuan mengenali gambar dan menggambarnya melebihi kecepatan membacanya. Nggak masalah sih buat saya, hanya saja terkadang saya masih ingin Si Kakak bisa sedikit lebih senang membaca seperti saya. Atau setidaknya, bisa membuat Si Kakak lebih menyenangi buku dibandingkan gadgetnya. 

Nah ketika Si Adek, anak kedua kami lahir, saya pun kembali ingin mengenalkan buku kepadanya. Apalagi setelah mengetahui bahwa membacakan buku cerita bagi bayi bermanfaat untuk perkembangan otak bayi. Seperti membantunya lebih cepat belajar berkomunikasi, mengenalkan kosakata dan visual serta mengenalkan emosi.

Manfaat membaca pada bayi



Bersyukur sekarang jamannya sudah serba digital. Saya tidak perlu lagi mengkoleksi buku fisik yang pasti lebih ribet dan makan tempat. Karena sekarang sudah tersedia banyak aplikasi membaca melalui smartphone kita. 

Jadilah saya download dan install aplikasi membaca di smartphone android saya. Untuk ini, saya memilih aplikasi let's read. Selain banyak pilihan cerita dalam Bahasa Indonesia, setiap cerita juga disertai gambar menarik di tiap lembarnya.
Cocok deh sama Si Kakak yang tipe anak visual. Oh iya, selain itu setiap ceritanya juga gratis loh. Tinggal download saja untuk membaca keseluruhan ceritanya.
Bahasa yang dipakai dalam setiap cerita juga mudah dipahami oleh anak. 

Keunggulan Aplikasi Let's Read

Tampilan aplikasi let's read




Akhirnya setiap hari Si Kakak mau membuka aplikasi let's read dan memilih satu cerita untuk dibacakan ke Si Adek. Terkadang saya yang membacakan awal cerita dan Si Kakak meneruskan karena penasaran dengan akhir ceritanya. 
Seneng aja liat Si Kakak dengan serunya membaca sementara Si Adek gerak-gerak kegirangan mendengarkan si kakak bercerita.

Selain membangun kedekatan Kakak - Adek, kegiatan membaca cerita ini juga bisa membantu Si Adek untuk belajar berkomunikasi dan berbicara. 

Aktivitas membaca si Kakak untuk Adek



Oh iya, cerita yang paling disukai Si Kakak berjudul "Hutan Gelap Sangat Berbahaya". Berkisah tentang seorang anak yang menepis ketakutannya untuk berpetualang di dalam hutan yang gelap dan akhirnya malah mendapatkan petualangan seru di dalamnya. 

Setelah selesai cerita, biasanya Si Kakak akan membahas kenapa cerita itu begitu, kenapa kok begini. Dan saya akan melanjutkan dengan memberitahu moral cerita tersebut. 

Ayo, gemar membaca. Ayo coba download dan install aplikasi let's read untuk anak-anak kita. Dijamin pasti mereka akan suka dengan setiap cerita yang tersedia di dalamnya. Banyak pilihan cerita lokal dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. 

Ada yang sudah memakai aplikasi ini? Mungkin bisa berbagi pengalaman di kolom komentar ya. 

Bagi yang ingin mendownload aplikasi let's read ini, bisa di link berikut ya. 








Pernah dengar tagline di atas? Tagline ini saya kenal ketika menjadi bagian dari tim fasilitator salah satu program Google Indonesia untuk wanita.

Intisarinya sederhana, sejahterakan wanita di keluarga, maka seluruh keluarga pun akan ikut sejahtera.

Kalau saya, lebih suka mengubahnya sedikit menjadi :

"Ketika Wanita Bahagia, Keluarga Pun Sejahtera" 

Kenapa harus bahagia? Karena sejahtera adalah suatu tingkatan yang tidak semua kalangan bisa mencapainya dengan level yang sama. Status sejahtera bisa saja berbeda antar setiap level ekonomi dalam masyarakat.

Tetapi bahagia adalah sesuatu yang bisa dicapai dengan cara sesederhana mungkin. Tidak perlu level tertentu untuk menciptakan kebahagiaan. Betul, tidak?

Nah terus apa hubungannya dengan wanita yang bahagia bisa berpengaruh ke kesejahteraan keluarga? 

Contoh nih ya, 
Ketika seorang ibu hamil, ciptakan saja suasana yang membahagiakan dan membuatnya nyaman. Maka inshaAllah sang ibu akan melahirkan anak dengan psikologis yang menyenangkan, tingkat kesehatan lebih baik dan berpotensi untuk balik mensejahterakan kedua orangtuanya ketika sudah dewasa kelak. 

Itulah kenapa setiap ibu hamil selalu disarankan untuk menjauhkan diri dari stress, sedih dan emosi negatif lainnya karena dapat berdampak tidak baik terhadap perkembangan otak dan kesehatan janin dalam kandungan.

Ibu hamil harus selalu bahagia karena hormon yang dihasilkan akan berguna bagi pembentukan otak dan tumbuh kembang janin. Mungkin untuk detailnya sih bisa dengan membaca artikel-artikel kesehatan di situs-situs kehamilan ya. 

Waw, sebegitu hebatnya pengaruh seorang wanita. Bahkan sejak dalam kandungan loh.

Sekarang bagaimana dengan seorang istri? Cukup bahagiakan istri dengan memperlakukannya dengan selayaknya. Maka dijamin, istri akan balik memanjakan suami.

Melakukan semua tugas rumah tangga tanpa mengeluh. Menyambut suami pulang kerja dengan senyuman, dan akan selalu membawa tawa dan suasana nyaman dalam keluarga. 

Jadi, setuju kan kalau dibilang "Jika Wanita Bahagia, Keluarga Pun Sejahtera" 

Suami akan semakin giat mencari nafkah untuk istri yang bahagia. Bahkan tagline "Surgaku Rumahku" bisa membuat suami setiap saat kangen pulang ke rumah.

Anak-anak akan lebih sering mendapat belaian daripada omelan ketika seorang wanita aka ibu bahagia. 

Coba sekarang bayangkan jika seorang wanita dalam sebuah keluarga tidak merasa bahagia?
Bisa-bisa rumah menjadi tempat paling tidak nyaman karena sikap wanita yang merasa tertekan, sedih berkepanjangan dan balik mempengaruhi sikapnya kepada keluarganya.



Well, in the end saya hanya menghimbau. Hai kaum bapak, suami dan calon mempelai laki-laki. Mulai sekarang, belajarlah membahagiakan pendamping kalian.

Tidak perlu cara yang mahal, ataupun sulit. Cari saja kegemaran atau hobi pedamping kalian. Atau perhatian kecil seperti apa yang bisa membuat wanita merasa menjadi dewi.

Maka dijamin keluaga kalian akan semakin sejahtera.

Tidak percaya?
Kalau begitu wajib dicoba untuk di bukti kan. 
Hohoho.. 
Ayoo.. Silahkan.. Beri komentar yang sudah mencoba dan membuktikan ya.. 


Kali ini, saya mau berbagi cerita mengenai pengalaman hamil yang aduhai.

Saat ini saya sudah memasuki TM ke-2 dan lumayan bisa menyempatkan menulis dengan cara dicicil. 

Kenapa saya tergerak untuk menulis cerita kehamilan saya ini? Lebih karena saya merasa akhirnya mengalami juga hal-hal yang tadinya saya anggap hanya dialami segelintir ibu-ibu yang tengah tidak beruntung dalam kondisi kehamilannya.

Wuiiih sarkatis ya? Tidak juga.
Berhubung kehamilan anak pertama saya lalui dengan bahagia dan tanpa keluhan apapun, maka saya pun beranggapan bahwa hamil itu menyenangkan.
Bahkan membuat saya terkadang kangen untuk hamil lagi, saat itu. 

Iya, SAAT ITU

Begitu saya menjalani kehamilan kedua, semua ke-kangen-an saya hilang. 

Berbagai keluhan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, saya rasakan dari minggu-minggu awal kehamilan. 

Mual muntah yang hebat disertai sakit perut awalnya saya pikir adalah penyakit muntaber karena beberapa bulan sebelumnya saya pernah mengalami hal yang sama. 

Begitu menyadari bahwa saya hamil, gejala nyeri perutnya berkurang. Tetapi mual muntahnya malah semakin saya rasakan. 

Berhubung banyak yang bilang morning sickness itu wajar, saya jadi beranggapan semua rasa tidak nyaman itu akan hilang dalam beberapa hari. 

Jadilah saya nekat berangkat keluar kota untuk sebuah acara profesi selama beberapa hari.

Meskipun menggunakan moda transportasi udara, ternyata tidak menjamin badan saya tetap segar. 

Hari-hari di luar kota saya lalui dengan sukses muntah-muntah setiap sore di hotel.

Bahkan ketika saya tetap nekat untuk jalan-jalan keliling kota sendirian di hari terakhir demi sebuah konsep untuk mengajarkan kekuatan kemandirian ke calon bayi *hahaha keren banget bahasanya*, saya harus menerima kenyataan mual muntah hebat disertai demam di sore hari sampai saat tidur malam. 

Tapi saya tidak menyerah di situ saja. Maklum, dulu waktu hamil si kakak saya bisa bekerja dan aktif.
Saya masih beranggapan bahwa si kecil harus diajak berkegiatan supaya seperti kakaknya yang saat dulu mengandungnya saya masih sanggup keliling area berpanas-panas ria demi pekerjaan. 

Maka, setibanya kembali dari luar kota, saya masih melakukan aktivitas survey lahan selama 3 hari berturut turut dan melakukan aktivitas pekerjaan di depan laptop seharian. 

Hasilnya? Lagi-lagi saya harus menerima kenyataan. 
Saya sukses muntah-muntah sepanjang sore setiap harinya sampai tidak bisa tidur di malam hari. 

Hikss.. 

Setelah lelah setiap sore menangisi badan yang tidak bisa diajak berkegiatan, serta badan yang selalu drop setiap jam 10 pagi ke atas dan memuncak mual muntahnya di sore sampai malam hari, akhirnya saya menyerah.

Saya pun memutuskan berhenti total dari segala kegiatan pekerjaan. Segala aktivitas lapangan saya serahkan ke Tuan Guslie, partner setia yang selalu berkata "jangan dipaksa kan, istirahat saja, kasian nanti ibu dan bayinya." 

Hikss, benar saja. Jangankan pekerjaan lapangan, pekerjaan dari laptop saja saya tidak bisa kerjakan. Alasannya, baru sebentar duduk di depan laptop, kepala sudah nyut-nyutan dan perut kaku. Kram berkepanjangan sampai malam. 

Melihat HP lama pun membuat saya pusing dan malah mentrigger untuk muntah. Duuuh.. Terpaksa cek HP cuma sesekali saja sehari, bahkan HP pun saya silent. 

Saking sedihnya, Tuan Guslie sampai menyediakan gelas khusus di samping saya untuk menampung muntah atau air liur yang tidak berhenti menetes sementara badan sudah tidak kuat wira-wiri ke kamar mandi. 

Karena ingin meminimalkan semua gejala yang membuat tidak nyaman ini, saya berkali-kali menemui bidan, dokter dan ke puskesmas dengan menerima jawaban yang sama. 

Dinikmati ya bu, nanti akan menghilang gejalanya setelah memasuki bulan ke-4.
#nyatanya? Saya masih lanjut sampai masuk minggu ke 17.

Dibuat nyaman saja ya bu, kalau muntah dimuntahin saja kalau ditahan malah bikin sakit. Nanti diisi lagi perutnya sedikit sedikit tapi sering.
#nyatanya? Senyaman-nyamannya, saya masih merasa tersiksa. Ketakutan akan rasa menyiksa saat muntah setiap kali selesai makan membuat saya seringkali ogah makan. Bb pun turun 1 kg di minggu ke-13 kehamilan. Dan nambah turun lagi 1kg di minggu ke-15

Semua nasehat mereka sudah saya lakukan, demi menghindari infus dan opname. Meski seringkali saya merasa tidak kuat dan ingin menyerah saja (untuk opname dan di infus supaya tidak perlu makan melalui mulut yang berpotensi muntah). 
Soalnya serba salah rasanya. Menahan muntah membuat saya nyut-nyut an dan meriang sepanjang hari. Sementara menuruti muntah membuat mulut saya pahit seharian, belum lagi tenggorokan rasa terbakar dan perut bagian atas kaku. 

Ya ampuun, sungguh saya cuma bisa menangis saja setiap sore ditemani suami yang sabar memijat halus punggung saya. 

Oh iya, selain off dari gawean, saya juga jadi off dari segala kegiatan organisasi dan komunitas yang tadinya giat saya ikuti. 

Sediih banget, bosen banget di rumah terus tapi setiap mau "memaksakan" untuk berkegiatan, efek KO nya berkepanjangan. 


Yang saya rasakan selama hamil TM 1


Dari seringnya mencari info dalam komunitas online dan tanya dokter online, saya pun mengetahui ternyata banyak juga ibu-ibu hamil yang mengalami hal yang sama bahkan dengan kondisi badan lebih lemah dari saya hingga harus opname dan diinfus. 

Mungkin sedikit rangkuman tips dari saya ini berguna untuk membantu menguatkan bumil dengan masalah yang sama. 
*menguatkan yaa bukan meminimalkan karena saya sendiri setiap harinya juga melewati hari masih dengan menangis karena tidak kuat dengan semua gejala yang saya alami. 

1. Siapkan cemilan yang diminati. 
Saya sendiri punya kecenderungan minat yang berubah-ubah terhadap cemilan yang tidak membuat muntah. 
Awalnya saya suka cemilan roti mari dan crackers, setelah bertahan seminggu, berubah menjadi semangka, lalu berubah menjadi pisang hijau yang bertahan lumayan lama. 

Cemilan ini penting karena lebih baik kita makan dalam porsi sedikit (meski cuma sesuap dua suap) tetapi sering supaya menghindari perut kosong yang akan semakin menambah rasa mual muntah akibat asam lambung yang naik. 

Awal-awal hamil hal ini juga yang saya rasakan, ketika muntah dalam keadaan perut kosong, rasanya lebih aduhai, selain harus merasakan cairan asam lambung yang pahit nya wow, saya pun harus merasakan sensasi terbakar di tenggorokan dan dada. Serta ganjalan di tenggorokan yang suka memicu mual muntah berikutnya. 

Jadi, selalu sediakan cemilan saat bangun tidur dan setiap saat sebelum jam makan besar ya. 

2. Makan makanan yang diminati
Jangan pernah pusing memikirkan gizi atau nutrisi dari makanan yang sanggup kita makan saat mengalami gejala mual muntah berlebih ya.
Lebih baik makan apapun yang sanggup melewati mulut tanpa memicu mual muntah. 
Es krim, hamburger, kentang goreng, apapun itu. 

Bahkan jika tidak bisa meminum air biasa, boleh kok minum air gula. 

Saya sendiri termasuk yang tidak bisa minum air putih. Saat hamil anak pertama, saya paling suka minum air putih dingin. Dan hamil anak kedua saya cuma bisa minum air dingin yang berasa. Berasa teh, berasa gula, berasa madu. Dan lainnya.

Lalu nutrisinya dari mana? Konsultasi dengan Dokter atau bidan supaya mereka bisa memberi kita vitamin untuk membantu suplemen bagi tubuh. Selalu usahakan untuk menghabiskan vitamin dari dokter selama masa mual muntah nya ya.

Bayi pun sudah pintar dalam menyerap dan memilah zat nutrisi yang diperlukan dari tubuh ibunya kok. 

3. Cari suasana yang nyaman
Ini penting. Kenali suasana seperti apa yang nyaman saat semua gejala itu datang. Jam berapa saja badan merasa segar. 

Di saat jam segar ini, lakukan aktivitas ringan atau olahraga kecil supaya aliran darah lancar, badan tetap fit sampai saat melahirkan. 

Kalau perlu, ciptakan suasana nyaman sesuai dengan keinginan kita. 

Saya sih merasa sehat saat bangun tidur subuh sampai jam 9 pagi. Yang mana saya manfaatkan untuk sedikit berolahraga pagi dengan berjalan keliling kebun selama 30 menit. 

Namun ada juga saat saya merasa tidak fit di jam segar. Kalau ini terjadi, saya pun tidak memaksakan diri untuk beraktifitas meskipun di jam segar saya. 

Saya juga merasa lebih segar di suasana dingin sehingga akhirnya saya membeli AC untuk di rumah saya yang selama ini anti AC. Meskipun saat cuaca lagi panas-panasnya, tetap saja saya KO dengan sukses. 

Tempel poster dilarang merokok jika perlu di ruang tamu atau teras rumah untuk menghindari tamu yang tidak tahu kalau kita tidak tahan bau asap rokok selama hamil. 

Oh iya kalau bosan harus meminimalkan atau bahkan menghentikan semua kegiatan yang sebelumnya biasa dilakukan, bunda bisa mencari kegiatan ringan lainnya yang bisa membantu "sedikit melupakan" rasa tidak nyaman. 

Saya jadi lebih sering coret-coret gambar kartun di selembar buku yang selalu saya siapkan di samping saya. Kalau lagi "seger badannya" saya suka menggambar dan mewarnai gambar saya. Lumayan menghibur loh bunda. 

4. Cari dukungan psikologis
Terutama dari pasangan ya, ajak suami untuk membaca artikel-artikel mengenai gejala mual muntah berlebih atau gejala lainnya selama kehamilan. 

Ajak suami setiap kali konsultasi ke dokter atau bidan supaya suami juga paham kebutuhan istri selama mengalami berbagai gejala ini. 

Dukungan psikologis sangat penting untuk menciptakan suasana nyaman dan meringankan penderitaan bumil. 

Dukungan psikologis juga bisa didapat saat konsultasi ke dokter, bidan atau berkumpul dengan teman yang memiliki saran positif untuk kita. 

Karena itu, segera hindari lingkungan yang membuat kita merasa lebih menderita selama kehamilan. 

Omongan yang menghujat "hamil kok manja", "jangan dirasa, itu loh cuma bawaan bayi", "nanti kalau ibu manja, bayinya ikut manja", dan banyak omongan lainnya baik dari masyarakat maupun petugas medis lebih baik dihindari. 

Jika dokter atau bidan kita bersikap demikian, segera ganti dokter atau bidan lain.
Jika memiliki teman atau saudara atau tetangga dengan omongan seperti ini, hindari mereka. 

Dengan mencari orang yang memahami kondisi kita, sedikit banyak bisa memberikan support psikologis yang inshaAllah akan membuat kita lebih bisa ikhlas dengan "penderitaan" semacam ini selama hamil loh. 



Jadi jangan anggap ini hal sepele ya.
Selama kita nyaman, bayi dalam kandungan pun akan merasa nyaman. Dan tumbuh kembangnya akan lebih optimal. 

Dan jangan terlalu bersedih juga, karena nyatanya banyak kok para bumil yang merasakan nasib yang sama. Semakin banyak berkomunitas dan sharing dengan sesama bumil akan semakin menguatkan kita. 

Yuuk lebih semangat lagi dalam menjalani kehamilan. 

Nantikan tulisan saya lainnya untuk pengalaman kehamilan di Trimester Kedua dan Trimester Ketiga ya..

InshaAllah kalau ada waktu dan kekuatan pasti akan sharing terus pengalaman selama hamil ini.