Benarkah Bisa Mendulang Cuan Dari Bisnis Tanaman Hias




Saya tergelitik untuk membuat tulisan ini setelah membaca artikel yang menyatakan bahwa beberapa orang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dari bisnis tanaman hias. Tak tanggung-tanggung, omzet dan laba perbulannya nominalnya fantastis, bahkan bisa tembus ratusan juta rupiah.

Terus, apa itu salah?
Gak juga sih. 

Sebagai salah satu "pemain" di bisnis ini, eh pelaku usaha maksudnya, saya juga menikmati cuan dari bisnis tanaman hias ini.
Tapi, tidak segampang dan sebombastis yang tertulis di artikel itu sih. 

Ketika di salah satu bagian artikel ditulis, 
"bisnis jasa pembuatan taman dalam sebulan bisa mendapat omzet sampai 80 - 90 juta dengan net profit sebesar 70 juta an." 

Maka saya pun tergerak untuk mengajak hitung-hitungan secara logika saja.

Untuk bisnis jasa taman, kisaran laba bisa di angka 30% - 40% untuk setiap proyek. 
Jika sebuah proyek bernilai 10 juta, maka laba bersihnya maksimal di kisaran 4 juta. 

Tapi perlu diingat ada yang namanya biaya operasional yang sifatnya fixed per bulan. Jadi si laba 40% itu harus dipotong biaya operasional bulanan dulu, baru deh didapat net profit selama sebulan.

Hal lain yang harus diperhitungkan juga adalah modal yang harus disiapkan. Untuk mendapat omzet yang besar, maka modal yang disiapkan juga harus besar.

Nah, pertanyaan nya, siapkah kita dengan modal yang besar? 

Oh iya, untuk pelaku usaha muslim jangan lupa juga menyisihkan untuk zakat mal sebesar 2.5% ya. 

Sekarang, balik lagi ke cuan dari bisnis ini. Bagaimana dengan sebuah artikel yang menyatakan bahwa dari modal cuma 1 juta-an saja, seorang ibu rumah tangga bisa mendulang puluhan juta rupiah dari berjualan tanaman hias di rumahnya. 

Bukan tidak mungkin, hal ini bisa saja memang terjadi kok. 
Tapi alangkah bijaknya jika kita juga ikut berhitung jika ingin memulai bisnis yang sama.

Tanaman hias apa yang dijual? 
Dijualnya seperti apa? Tanaman saja, atau dengan aksesoris pemanis (pot, keranjang, paket pembelian, dll). 
Dijualnya kemana? Jual ke hobiis, penyuka tanaman (plantlovers) dan orang awam tentu saja akan mendapat respon harga yang berbeda.

Belum lagi, selama berjualan, kebutuhan operasional yang timbul apa saja? 
Seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami yang bisa mensupport finansial rumah tangga, tentu akan memiliki biaya operasional yang berbeda dengan seorang ibu rumah tangga yang secara ekonomi masih terhimpit kesulitan finansial.

Jadi kebayang kan, berapa nominal profit yang sebenarnya bisa didapat dari bisnis tanaman hias dan pertamanan ini. 

Hal-hal semacam ini yang terkadang tersembunyi dari sebuah artikel tentang suksesnya suatu bisnis tertentu. 

Yang mau saya tekankan disini sebenarnya adalah, terkadang kita terbuai dengan banyaknya artikel yang "meng iming-iming i" impian mendulang cuan spektakuler dari sebuah bisnis atau usaha. 

Untuk kita yang ingin terbebas dari jerat finansial, pasti akan cepat terlena dan bisa menjadikan artikel-artikel semacam itu sebagai acuan untuk memulai bisnis. 
Tanpa kita mau melakukan hal yang sangat penting sebelum memulai sebuah usaha. Yaitu RISET PASAR dan BELAJAR mengenal lebih jauh tentang usaha yang mau kita jalankan. 

Bijaklah dalam mencari inspirasi peluang usaha, saring setiap informasi dan selalu BELAJAR memperdalam pengetahuan usaha melalui banyak sumber adalah hal mutlak yang harus kita perhatikan dan lakukan jika niat nya mau serius memulai usaha.

Jadi, jangan lupa untuk selalu berhitung untuk setiap peluang usaha yang ada ya. 
Lebih baik lagi jika bisa belajar dari yang sudah sukses terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mengenali faktor resiko dari usaha kita.

Terakhir, selalu berdoa kepada Yang Maha Pemilik Rejeki. Karena dengan marketing langitlah yang akan membukakan lebar-lebar pintu rejeki kita. 

Lalu kalau saya beneran niat mau bisnis tanaman hias apa yang harus saya lakukan? Udah terlanjur pesimis nih.. 

Eitss jangan dulu, sekarang saya berikan sedikit panduan ya kalau mau memulai bisnis tanaman hias maupun jasa taman sesuai pengalaman saya, dengan guslie garden landscape & nursery.

Tentukan jenis bisnis yang ingin kita jalankan


1. Bisnis Tanaman Hias

- Mulai dari tentukan tujuan. Mau jualan tanaman hias yang seperti apa? Supplier tanaman hias? Atau penjual retail, atau supply ke proyekan taman?
Hal ini akan mempengaruhi harga jual tanaman hias kita.

- Tanaman hiasnya mau semua yang bisa dijual, atau mau spesifik (kaktus, sukulen, tanaman indoor, tanaman bunga, bonsai, atau jenis lainnya) 

- Lakukan riset pasar. Tentukan market dan konsumen yang sesuai dengan jenis tanaman hias yang mau dijual/ ditawarkan.

- Buat hitungan modal. Ada 2 macam cara, (1) memulai sesuai modal yang kita miliki atau (2) menghitung berapa jumlah dan total biaya tanaman yang ingin kita miliki sebagai aset awal.

- Cari petani tanaman atau supplier tanaman terdekat untuk menghemat ongkos kirim dan membeli tanaman dengan harga miring untuk dijual kembali. 

Berapa modal awal yang diperlukan? Kembali lagi ke hitungan modal. Kita sendiri lah yang menentukan berapa besaran modal yang kita mau sebagai aset awal. Tidak ada hitungan pasti.

Bahkan dari 1 juta saja sudah bisa membeli beberapa tanaman hias untuk dijual kembali kok.

Sebagai pertimbangan, harga normal bibit kaktus di kisaran 10.000 dan tanaman indoor kecil di kisaran 25.000. Untuk pot pemanis, bisa didapat dari harga tiga ribu ke atas. 

Yang penting tentukan berapa persen profit yang kita inginkan dan harus update dengan harga jual pasaran dari tanaman hias yang kita miliki, melalui riset pasar.




2. Jasa Pembuatan Taman
 
Kalau jasa, yang diperlukan adalah skill membuat taman/ desain taman. Serta bisa mengumpulkan tenaga/ karyawan untuk mengerjakan orderan taman.

Jika tidak punya skill desain baik secara manual/ sketsa maupun digital, bisa memanfaatkan foto taman yang ada sebagai sample ke konsumen.
Dengan memperbanyak kumpulan foto taman juga akan mempermudah pilihan desain ke konsumen. 

Jadi biaya modal yang perlu diperhitungkan adalah :
  • Modal tanaman yang dipakai dalam desain taman. 
  • Modal elemen taman yang ada (air mancur, jalan setapak, batu-batu hias, patung, lampu taman, dll) 
  • Modal upah pekerja (dibayar harian per proyek atau bulanan) 
  • Biaya bulanan seperti biaya promosi, biaya komunikasi, biaya listrik, biaya akomodasi, biaya transportasi, biaya administrasi (pembuatan desain dan print kalau ada). 

Ada baiknya kita membuat bagan persiapan sebelum memulai usaha jual tanaman hias



3. Faktor Trend
 
Disini saya akan bahas fenomena harga tanaman yang menjulang tinggi karena pengaruh sosial budaya. 

Seperti beberapa waktu lalu saat harga aglonema dan anthurium sama seperti harga mobil kelas premium. 

Saat ini, di masa pandemi sekarang pun, harga tanaman kembali meroket karena tingginya permintaan tanaman dalam pot selama masa Work From Home. Bedanya, kali ini tidak hanya anthurium dan aglonema tetapi hampir menyeluruh ke semua jenis tanaman yang masuk kategori houseplant. 

Nah, di saat harga tanaman meroket, sepertinya bisnis ini makin cuan yaa. 
Namun kalau kembali ke poin modal, kita yang baru mau terjun ke bisnis tanaman hias harus merogoh dompet lebih dalam lagi demi membeli tanaman hias untuk dijual kembali. 

Belum lagi kalau musim harga tanaman ini sudah kembali normal, karena saya yakin setelah beberapa waktu fenomena harga tanaman ini akan berangsur-angsur kembali normal. 
Sudahkah memikirkan antisipasi untuk mengatasi stok tanaman yang terlanjur terbeli saat harga masih tinggi? 

Sesama pelaku industri tanaman hias saja masih berpikir jika ingin menambah stok tanamannya dengan jenis tanaman kekinian demi mendulang cuan. 
Kenapa? Mereka berpikir bagaimana mengatasi resiko stok melimpah yang terbeli dengan harga tinggi jika fenomena ini cepat kembali ke semula. 

Hal lainnya, sebaiknya Anda juga memposisikan diri, mau istiqomah tekun dalam satu bisnis, atau hanya sekedar mencari peluang karena sedang trend? 
Ingat ya, sesuatu yang tiba-tiba atau bersifat musiman tidak akan berlangsung selamanya. 
Jadi kalau Anda termasuk yang suka ikutan trend dalam berusaha, harus bersiap dengan resiko ketika trend atau musim itu berakhir. 
Masih mau lanjut, atau banting setir ke jenis trend bisnis lain. 

Selalu perhitungkan MODAL yang harus dipersiapkan VS Aktivitas Pasar VS Kelanggengan bisnis. 

Nah setelah membuat daftar di atas, jadi jelas berapa modal yang harus kita siapkan untuk memulai bisnis ini. Jangan lupa tentukan besaran profit yang diinginkan untuk memenuhi biaya bulanan dan cash flow yang sehat. 

Sekali lagi, selalu sediakan waktu untuk RISET dan BELAJAR ya sebelum memulai sebuah usaha. 


Tetap semangat ber wirausaha ya! 







0 Comments:

Post a Comment